Contoh Laporan Praktikum Jaringan Hewan

by 5:04:00 am 2 Komentar



 Laporan Praktikum Jaringan Hewan


D
i

S
u
s
u
n
Oleh :
Abbas Riva’i Dalimunthe
Amirah Hanun Lubis
Dina Adelina Azzah Harahap
Fadhlan Fathurrahman
Muhammad Syafrizal

XI IPA Unggul 1
MAN 1 Medan




Kata Pengantar


Assalamualaikum wr, wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga kami dapat mengumpulkan tugas laporan praktikum dengan tepat waktu.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Wassalamualaikum wr,wb
  Medan, September  2013

Kelompok 1















Daftar Isi


Kata Pengantar....................................................................................................... 2
Daftar isi................................................................................................................ 3
Bab 1
·         Tujuan........................................................................................................... 4
·         Dasar teori................................................................................................. 4
Bab 2
·         Alat dan Bahan........................................................................................... 10
·         Cara kerja................................................................................................... 10
Bab 3
·         Hasil Pengamatan....................................................................................... 11
Daftar Pustaka...................................................................................................... 18














Bab 1

·      Tujuan

Memahami macam-macam jaringan hewan dan strukturnya.




·Dasar Teori
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN
A. Jaringan Epitelium
§  Adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh.
§  Jaringan epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh disebut epidermis.
§  Jaringan epitelium yang membatasi organ dalam disebut endotelium.
§  Jaringan epitelium yang membatasi rongga disebut mesotelium.

1.  Ciri-ciri jaringan epitelium
·         Tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel.
·         Tidak mengandung pembuluh darah. Sel epitelium mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada jaringan ikat.
·         Memiliki kemampuan regenerasi cukup tinggi.

2.  Klasifikasi
a.    Epitelium selapis
1.     Epitelium pipih selapis
·         Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih. Tipe ini tipis dan bersifat permeabel.
·         Peranannya adalah dalam proses difusi O2 maupun CO2 serta filtrasi darah pada proses pembentukan urin.
·         Terdapat pada dinding kapiler tempat terjadinya proses pertukaran nutrien dan zat sisa antara bdarah dan jaringan tubuh.
·         Terdapat pada alveolus, tempat terjadinya pertukaran gas.
2.     Epitelium kubus selapis
·         Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus.
·         Terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal.
·         Berperan dalam sekresi dan absorpsi.

3.    Epitelium batang berlapis semu
·         Melekat pada membran dasar,
·         Nukleus sel terdapat pada ketinggian yang berbeda,
·         Terdapat misalnya pada bagian dalam saluran pernapasan, berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkap pada lendir dari paru-paru.


b.    Epitelium berlapis
1.     Epitelium pipih berlapis
·         Terdiri dari banyak lapisan sel dan sel di permukaannya berbentuk pipih.
·         Epitelium pipih berlapislah yang paling tebal dan paling sesuai untuk fungsi perlindungan.
·         Membentuk epidermis kulit, bagian dalam mulut, esofagus, dan vagina.
2.    Epitelium kubus dan batang berlapis
·         Jarang terdapat pada tubuh hanya ada di saluran besar misalnya.
·         Kelenjar susu, kelenjar ludah,  pangkal esofagus, dan berperan dalam sekresi
3.    Epitelium transisional
·         Terdapat pada organ urinari, misalnya ureter dan bagian dalam ginjal.
·         Membentuk penghalang impermeabel (tidak dapat ditembus) sehingga urin tidak menembus dinding kantong kemih.

4.    Epitelium kelenja
·         Pada kelenjar endokrin, sel epitelium yang menghubungkan antara kelenjar dan permukaan epitelium menghilang. Contohnya adalah kelenjar tiroid.
·         Hasil sekresi kelenjar eksokrin langsung menuju permukaan epitelium.
·         Kelenjar eksokrin multiselular memiliki saluran untuk menyalurkan hasil sekresi ke permukaan epitelium.

B. Jaringan Ikat

Sel-sel Jaringan Ikat:
²  Fibroblas berfungsi mensekresikan protein.
²  Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah.
²  Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin.
²  Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak.
²  Sel darah putih, berfungsi melawan patogen.

1.     Jaringan Ikat Longgar
Fungsi jaringan ikat longgar adalah:
ü    Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa,
ü    Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya:
·         menyelubungi serat otot
·         melekatkan jaringan di bawah kulit
·         membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut
·         membentuk membran yang disebut mesenteris





2.    Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis:
a)    Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur. Terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang.
b)   Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur. Terdapat pada tendon yang menghubungkan otot dengan tulang
3.    Tulang rawan (kartilago)
Merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat dengan matriks elastis.
Ada tiga jenis tulang rawan:
a.    Tulang rawan hialin
Matriksnya memiliki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat.
b.    Tulang rawan elastik
Serat kolagen tulang rawan elastik tidak tersebar dan nyata seperti pada tulang rawan hialin.
c.    Tulang rawan fibrosa
Lakuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel-sel (kondrosit).


C. Jaringan Otot
Serat otot mengandung filamen aktin dan miosin sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dan miofibril.
1.     Otot Polos
·         Terdiri atas sel-sel berbentuk seperti gelendong panjangnya antara 30-200 milimikron.
·         Memiliki satu inti yang terletak di bagian tengah sel.
·         Kontraksi sel otot polos tidak di bawah pengaruh kesadaran disebut otot involunter.
·         Aktivitas otot polos tidak menimbulkan kelelahan
·         Otot polos terdapat pada rongga tubuh seperti saluran pencernaan makanan.
2.    Otot Lurik
·         Berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang
·         Panjang sel bervariasi antara 3-4 cm.
·         Memiliki banyak inti sel yang terletak di bagian tepi sel.
·         Kontraksi otot lurik di bawah kesadaran.
·         Kontraksi otot lurik cepat dan kuat serta dapat menimbulkan kelelahan.
·         Otot lurik melekat di bagian rangka.
3.    Otot Jantung
·         Struktur otot jantung menyerupai otot lurik.
·         Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium.
·         Memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di bagian tengah sel.
·         Sel otot jantung dipersarafi oleh sistem saraf autonom.
·         Kontraksi tidak di bawah pengaruh kesadaran (involunter) dan tidak menimbulkan kelelahan.


D. Jaringan Saraf
Jaringan syaraf tersusun atas sel-sel syaraf (neuron). Jaringan syaraf merupakan perkembangan dari lapisan embrional ectoderm. Jaringan syaraf sangat penting untuk mengatur kerja organ-organ tubuh bersama system hormon.
Jenis Sel Saraf
1.     Neuron sensori (neuron aferen)
Menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsang (reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
2.    Neuron intermediet (interneuron)
Membentuk mata rantai dan terdapat di dalam sistem saraf pusat. Dirangsang oleh impuls dari neuron sensori atau dari neuron intermediet lain.
3.    Neuron motor (neuron eferen)
Berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh.


E. Jaringan Darah
·         Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh.
·        Komponen penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah puith), dan trombosit (keping darah).
a)   Eritrosit
Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
b)  Leukosit
Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler.
c)   Trombosit
Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar. Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.



F. Jaringan Getah Bening (Limfe)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang menjadi rangka untuk menahan timbunan limposit dan macrophage.

G. Jaringan Lemak
Tersusun atas sel-sel lemak dan matriks. Jaringan lemak bersal dari sel-sel mesenkim.
Fungsi jaringan lemak adalah untuk cadangan energi,penjaga kestabilan tubuh danproteksi mekanis.














                      

Bab 2

·      Alat dan Bahan

1.     Mikroskop
2.    Preparat awetan dari berbagai macam jaringan antara lain jaringa epitel, otot, tulang rawan, darah.



·      Cara Kerja

1.     Fokuskan mikroskop sehingga Anda mendapat bayangan yang jelas.
2.    Selanjutnya, siapkan preparat awetan jaringan dan amatilah masing-masing jaringan itu di bawah mikroskrop.
3.    Gambarlah hasil pengamatan Anda pada buku tugas dan berikan keterangan dari masing-masing jaringan tersebut.
4.    Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.    Jelaskan bentuk dan susunan sel dari jaringan itu!
b.    Berapakah jumlah lapisan selnya dan bagaimanakah dengan intinya?
c.    Selanjutnya analisislah tempat jaringan-jaringan itu dapat Anada temukan pada organ tubuh Anda!

















Bab 3

·      Hasil Pengamatan

1.     Gambarlah hasil pengamatan Anda!




















2.    Jelaskan bentuk dan susunan sel dari jaringan itu!

Jawab:
1.     Eritrosit
Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99%, oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol adalah sel-sel tersebut. Dalam keadaan normal, eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 μm, tebal ± 2.6 μm dan tebal tengah ± 0.8 μm dan tanpa memiliki inti.
Apabila diamati pada sediaan apus, ternyata sel-selnya berukuran hampir sama, kecuali pada penyakit darah tertentu akan mengalami penyimpangan baik dalam bentuk, ukuran dan pewarnaan. Eritrosit yang berukuran kurang dari 6 μm dinamakan mikrosit dan yang berukuran lebih dari normal (6 μm-12 μm) dinamakan makrosit.
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak.
Dengan keadaan isi eritrosit yang berbentuk sebagai agar-agar tersebut, tidaklah mungkin bagi eritrosit untuk mempertahankan bentuk bikonkaf apabila tidak ada struktur khusus yang menjaganya. Ada yang menduga bahwa salah satu faktor yang berperan dalam adalah struktur dan molekul yang membentuk isinya sendiri. Hal tersebut didasarkan adanya kelainan bentuk eritrosit yang mirip bulan sabit pada anemi bulan sabit (sicle cell anemia).
Pada penderita tersebut ternyata struktur molekul hemoglobinnya berbeda dengan normal. Struktur kerangka sel yang berbentuk filamen dan mikrotubuli tentu saja merupakan faktor yang berperan dalam mempertahankan bentuk sel.

Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrosit pun dibatasi oleh membran plasma yang bersifat semipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap didalam. Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengungkapkan berbagai kondisi kesehatan tubuh. Misalnya tentang bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaan eritrosit dapat berbeda dari normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat berbagai bentuk yang abnormal dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak maka keadaan tersebut dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran kurang dari normalnya dinamakan mikrosit dan yang berukuran lebih dari normalnya dinamakan makrosit.
Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah yang lebih pucat, karena bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya. Pada keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya sehingga selnya dinamakan eritrosit normokhromatik. Apabila bagian tengah yang pucat melebar disertai bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosit tersebut dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya apabila bagian tengah yang memucat menyempit selnya dimanakan eritrosit hiperkhromatik.

2.    Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah putih. Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa jenis. Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur khusus dalam sitoplasmanya.
a.     Netrofil
Di antara granulosit, netrofil merupakan merupakan jenis sel yang terbanyak yaitu sebanyak 60 – 70% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per mm3 darah normal.
Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi perubahan bentuk intinya, sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentuk-bentuk yang masih dalam perkembangan. Dalam keadaan normal perbandingan tahap-tahap mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut dapat mencerminkan kelainan. Sel netrofil matang berbentuk bulat dengan diameter 10-12 μm. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkan dapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah oleh bahan inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir khromatin padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh karena padatnya inti, maka sukar untuk untuk memastikan adanya nukleolus.
Dalam netrofil terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti netrofil yang tidal lain sesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel wanita. Barr Bodies dalam inti netrofil tidak seperti sel biasa melainkan menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan apakah jenis kelamin seseorang wanita.

Dalam sitoplasma terdapat 2 jenis butir-butir ata granul yang berbeda dalam penampilannya dengan ukuran antara (0.3-0.8μm).
Granul pada neutrofil tersebut yaitu :
·         Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase, dimana sudah mulai tampak sejak masih dalam sumsum tulang yang makin dewasa makin berkurang jumlahnya. Ukurannya lebih besar dari pada jenis butir yang kedua dan kebanyakan telah kehilangan kemampuan mengikat warna. Dengan pewarnaan Romanovsky butiran ini tampak ungu kemerah-merahan.
·         Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal (protein Kationik) yang dinamakan fagositin. Dinamakan butir spesifik karena hanya terdapat pada sel netrofil dengan ukran lebih halus. Butiran ini baru tampak dalam tahap mielosit, berwarna ungu merah muda dan pada sel dewasa akan tampak lebih banyak daripada butir azurofil
Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit mitokonria. Apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen.

·         Eosinofil
Jumlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450 buah per mm3 darah. Ukurannya berdiameter 10-15 μm, sedikit lebih besar dari netrofil. Intinya biasanya hanya terdiri atas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti yang sebagai benang. Butir-butir khromatinnya tidak begitu padat kalau dibandingkan dengan inti netrofil. Sitoplasmanya berisi penuh dengan butir-butir dalam netrofil sedang warnanya merah atau oranye. Ukuran butir-butir spesifik tersebut berdiameter antara 0.5-1 μm.
·         Basofil
Jenis sel ini terdapat paling sedikit diantara sel granulosit yaitu sekitar 0.5%, sehingga sangat sulit diketemukan pada sediaan apus. Ukurannya sekitar 10-12 μm sama besar dengan netrofil. Kurang lebih separuh dari sel dipenuhi oleh inti yang bersegmen-segmen ata kadang-kadang tidak teratur. Inti satu, besar bentuk pilihan irreguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, sehingga tidak mudah untuk mempelajari intinya. Granul spesifik bentuknya ireguler berwarna biru tua dan kasar tampak memenuhi sitoplasma, bahkan seakan-akan menimbuni inti sehingga tidak mudah untuk mempelajari intinya. Dalam banyak hal butir-butir biru tersebut mempunyai kesamaan dengan butir-butir dalam mastosit. Oleh karena itu, peneliti menduga bahwa mastosit dalam jaringan berasal dari sel-sel basofil dalam darah. Butir-butir itupun dapat membebaskan histamine dan heparin pada reaksi alergi, mengakibatkan peningkatan respon radang.
·         Limfosit
Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga pada pengamatan sediaan apus darah dibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8 μm), limfosit sedang dan limfosit besar (12 μm).
Jumlah limfosit mendduki nomer 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3 darah atau 20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit kecil terdapat paling banyak.

Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang bertakik sedikit. Intinya gelap karena khromatinnya berkelompok dan tidak nampak nukleolus. Sitoplasmanya yang sedikit tampak mengelilingi inti sebagai cincin berwarna biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanya tidak jelas mungkin karena butir-butir azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah 92% dari seluruh limfosit dalam darah.
Limfosit dapat beredar antara peredaran darah dan jaringan limfoid atau sebaliknya. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh jenis sel darah lainnya, karena sekali mereka keluar dari peredaran darah tidak akan dapat kembali lagi.
·         Monosit
Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Sel ini merupakan sel yang terbesar diantara sel leukosit karena diameternya sekitar 12-15 μm. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebih halus dan tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit.
Sitoplasma monosit terdapat relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan limfosit, sitoplasma monosit mengandung butir-butir yang mengandung perioksidase seperti yang diketemukan dalam netrofil.

3.    Trombosit
Walaupun amanya menunjukan bahwa merupakan sebuah sel, namun sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai sebuah sel yang utuh karena tidak memiliki inti. Oleh karena itu dinamakan keping darah. Berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma berukuran 2-5 μm lengkap dengan membran plasma yang mengelilinginya. Trombosit ini khusus terdapat dalam darah mamalia. Untuk menentkan jumlahnya, tidak begit mudah karena trombosit mempunyai kecenderungan untuk bergumpal.
Diperkirakan jumlahnya sekitar 150-300ribu setiap μl, sedang umurnya sekitar 8 hari.
Pada sediaan apus darah, trombosit sering terdapt bergumpal . Setiap keping tampak bagian tepi yang berwarna biru muda yang dinamakan Hialomer dan bagian tengah yang berbutir-butir berwarna ungu dinamakan granulomer atau khromomer. Hialomer mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga bentknya tidak teratur.
Hialomer tampak homogen dengan struktur filament dan mikrotubuki yang memungkinkan pembentukan pseupodia.
Granulomer mengandung mitokondria, granula, vakuola, system tubuli dan butir-butir glikogen. Kesemuanya ini menandakan bahwa trombosit berasal dari sebuah sel.
Trombosit berasal dari sel yang sangat besar dalam sumsum tulang belakang yang dinamakan megakoriosit. Dalam pembentukannya megakoriosit mengalami pembentukkan celah-celah yang merupakan awal pembelahan menjadi keping-keping yang tetap terbungkus oleh membrane sel.


3.            Berapakah jumlah lapisan selnya dan bagaimanakah dengan intinya?
Jawab:
a)           Eritrosit
Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
b)          Leukosit
Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler.
c)           Trombosit
Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar. Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.



4.            Selanjutnya analisislah tempat jaringan-jaringan itu dapat Anda temukan pada organ tubuh Anda!
Jawab:
     Jaringan darah terdapat dalam organ jantung, hati, paru – paru,
ginjal, sum – sum tulang belakang, dan lidah.


















Daftar Pustaka



Kiimiiryuu

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com