Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh putranya, Hasan bin Ali. Tetapi pemerintahannya hanya bertahan beberapa bulan. Muawiyah berusaha untuk merebut takhta dari Hasan, dan melakukan beberapa upaya strategis untuk mewujudkan keinginannya, yaitu :
- menumbuhkan fanatisme Arab, bahkan fanatisme ini dipersempit lagi dengan fanatisme Quraisy.
- mengadu domba kabilah-kabilah yang menjadi lawan politiknya.
- membangun kekuatan militer di damaskus yang hanya tunduk pada pemerintahnya
- politisasi pembunuhan khalifah utsman bin affan dengan meminta pertanggungjawaban khalifah untuk segera menghukum orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan tersebut.
- mengadakan perjanjian dan ajakan perdamaian yang dibuat oleh muawiyah guna mencari jalan yang terbaik untuk menyusun langkah-langkah berikutnya.
Muawiyah berhasil mendirikan dinasti atau Daulah Umayyah dan kemudian Hasan bin Ali menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Muawiyah. Peristiwa penyerahan dari Hasan bin Ali ke Muawiyah ini sendiri dikenal dengan sebutan Amul Jama'ah atau tahun bersatunya umat Islam.
Setelah dipimpin Muawiyah, terjadi perubahan dalam sistem pemerintaha, dari sistem musyawarah islami menjadi sistem monarki (kerajaan).